PWI Jaksel dan Kominfotik Gelar Diskusi “Berkawan” Bahas Eliminasi TBC 2030

PWI Jaksel dan Kominfotik Gelar Diskusi “Berkawan” Bahas Eliminasi TBC 2030

Jakarta Selatan, WartaKarya - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kelompok Kerja (Pokja) Jakarta Selatan bekerja sama dengan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kominfotik), serta Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan menggelar diskusi bertajuk Berkawan (Berdiskusi Kota dengan Wartawan), Selasa (17/6/2025), di Ruang Nusantara, Blok A, Gedung Walikota Jakarta Selatan.

Diskusi kali ini mengangkat tema “Gerakan Bersama Eliminasi Tuberkulosis Tahun 2030”, menyikapi tingginya kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia yang saat ini menempati peringkat kedua terbanyak di dunia setelah India. Data mencatat, setiap tahun terdapat lebih dari satu juta kasus baru TBC dengan angka kematian mencapai 125.000 jiwa.

Ketua PWI Pokja Jaksel Joni Matondang, yang juga bertindak sebagai moderator, mengatakan diskusi ini bertujuan mengedukasi masyarakat agar lebih sadar akan bahaya dan pencegahan TBC.

"Saya berharap diskusi ini bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat terhadap bahaya dan pencegahan penyakit yang bisa menelan korban jiwa ini,” ujar Joni.

Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat Suku Dinas Kesehatan Jaksel, drg. Evelyn, menjelaskan bahwa hingga 2024 telah terbentuk 65 Kampung Siaga TB yang tersebar di seluruh kelurahan Jakarta Selatan. Langkah ini didukung dengan terbitnya Instruksi Wali Kota Nomor e-0072/2024 tentang percepatan penanggulangan TBC.

“Kampung Siaga TB merupakan bentuk gerakan bersama dalam eliminasi TBC. Ini melibatkan semua sektor, termasuk masyarakat, pemerintah, swasta, kader, dan LSM,” jelas drg. Evelyn.

Ia menambahkan, keberadaan Kampung Siaga TB telah meningkatkan penemuan kasus TBC dan investigasi kontak. Hal ini diharapkan berdampak pada peningkatan jumlah penderita yang diobati dan pada akhirnya menekan angka penularan.

dr. Sari Agusina, selaku pengelola program TBC di Sudinkes Jaksel, menekankan pentingnya mengenali gejala awal, seperti batuk lebih dari dua minggu, bercak darah, penurunan berat badan, dan demam di malam hari. Ia juga mengampanyekan gerakan “Salam TB”: Temukan, Obati, dan Sembuhkan, sebagai upaya pencegahan dini.

“Etika batuk juga harus diterapkan, seperti menutup mulut dan menjauh dari keramaian agar bakteri tidak menyebar,” ujar dr. Sari.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua PWI DKI Jakarta, Kesit B. Handoyo, mendorong pemilik media massa untuk menambah rubrik kesehatan agar edukasi kepada masyarakat lebih merata. “Jangan hanya mengandalkan media sosial. Media online dan cetak juga harus punya rubrik kesehatan,” imbaunya.

Penutup diskusi diisi oleh praktisi media dan narasumber, Nazar Husain, yang mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan bagi para jurnalis.

“Pekerjaan wartawan sangat rentan penyakit karena jam kerja tak tentu. Apalagi jika ditambah konsumsi rokok yang tinggi. Sudah saatnya beralih ke pola hidup sehat,” pesannya kepada peserta diskusi. **(Bq/Jon)

BERGABUNG WK

Popular News